Langsung ke konten utama

Pulvis Dan Pulveres

Pulvis Dan Pulveres


  • Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan (1:32).

  • Pulveres = Serbuk Bagi

Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok(1:34).


Bagi serbuk yang mengandung zat higroskopis serbuk dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup(1:35).


Pada serbuk yang mengandung minyak eteris tidak digunakan kertas parafin, sebab minyak eterisnya akan diserap, tetapi dengan kertas perkamen kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam (kertas perak)(1;35).



Cara Penimbangan :

Bahan yang jumlahnya 1 g atau lebih, ditimbang di timbangan gram, sedangkan bila jumlahnya kurang dari 1 g harus ditimbang di timbangan miligram. Obat yang berkhasiat keras sebaiknya ditimbang pada timbangan miligram meskipun jumlahnya lebih dari 1 gram(2:44).

Cara Pembuatan :

  • Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortir, cara yang baik ialah, pilihlah mortir yang halus , masukkan dulu kira-kira sebagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Setelah itu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan digerus. Untuk mencampur tersebut sebaiknya digunakan bagian serbuk yang lain yang mempunyai warna berlainan dan kontras dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna putih, berilah zat warna, biasanya Carmiin (1:36).


Note : Biasanya Carmiin digunakan untuk mengencerkan obat berkhasiat keras

  • Bila bagian- bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk yang BJ nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ nya lebih rendah dan diaduk (1:36).

Example :

MgO 5

Bismuth Subcarbonas 5

S.L 5

m.f.pulv

S.t.dd.cp

Caker :

Bismuth Subcarbonat dimasukkan duluan, kemudian MgO sedikit demi sedikit, kemudian ditambah S.L, gerus ad homogen.


  • Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus (1:36).

  • Dalam membuat serbuk bahan-bahan serbuk harus dalam keadaan kering. Maka untuk bahan yang sedikit basa atau Higroskopik , sebaiknya digerus lebih dahulu dalam lumpang panas. Tetapi hal ini harus dicampur dengan segera karena campuran bahan ini sangat cepat lembab kembali, dan dibungkus dengan bahan pengemas yang cocok. Jangan menggunakan lumpang panas untuk bahan yang mudah menguap, atau rusak pada pemanasan, seperti Amonium Carbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Amonium Chloridum, dll (2:46).

  • Camphora dalam serbuk diracik dengan cara : Camphora dilarutkan dengan etanol secukupnya dalam lumpang sampai cukup larut, jangan berlebihan, kemudian dikeringkan atau diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok, misalnya lactosum. Pada waktu mengaduk jangan ditekan atau diaduk terlalu lama untuk menghindari camphora menggumpal kembali. Pada pembuatan serbuk Camphor untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti ethanol untuk melarutkan Camphora (2:46).

  • Stibii Pentasulfidum (Sb2S5), dicampur dengan cara menggerus diantara 2 bahan . Dapat dilakukan yaitu dimasukkan dahulu serbuk lain misalnya Sacch.Lactis kemudian masukkan stibii pentasulfidum (jangan digerus dahulu) , tambahkan sisa Sacch.Lactis atau bahan lain lalu diaduk dan digerus tanpa tanpa ditekan. Hal ini dilakukan untuk menghindari serbuk stibii pentasulfidum melekat dan memberi warna jingga pada dinding atau dasar lumpang (2:46).

  • Ekstrak Kental, obat yang bermassa lembek misalnya ekstrak kental , dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok. Ekstrak kental tersebut dilarutkan dalam lumpang panas, dan zat tambahan yang digunakanadalah sacch. Lactis. Lumpang yang digunakan harus dijaga jangan sampai terlalu panas. Massa yang masih basa dan lengket pada dinding lumpang atau dasar lumpang dilepas dengan pengorek kemudian aduk sampai kering dan homogen. Bila lumpang sudah dalam keadaan dingin, tambahkan bahan-bahan yang lain. Ini untuk menjaga jangan sampai terdapat bahan yang tidak tahan pemanasan atau rusak dengan pemanasan. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan ekstrak kental, disesuaikan dengan cairan penyari yang digunakan pada waktu pembuatan ekstrak tersebut, Misalnya : Belladonae Extr dan Hyoscyami Extr.dipakai etanol dilutum (kadar 70 %). Extr. Canabis Indicae, dipakai etanol 90% (2:47).

  • Ekstrak Cair dan Tinctura, Untuk mengerjakan/meracik tingtur dan ekstrak cair dalam serbuk dapat dilakukan sbb(2:47).

    1. Tingtur dan Ekstrak cair mengandung zat berkhasiat yang tahan pemanasan maka dapat dilakukan :

      • Bila beratnya 2 gram atau lebih maka cairan tersebut ditimbang diatas cawan yang telah ditara, lalu dipanaskan/diuapkan cairan pelarutnya hingga sekental syrup,turunkan dan tambahkan bahan penambah(Sacch.Lactis) aduk sampai rata dan panaskan kembali sampai kering. Untuk menjaga pengerasan pada pinggir cawan maka harus sering-sering dilepas dengan rostaf atau spatel.

      • Bila beratnya kurang dari 2 gram, maka cairan tingtur atau ekstrak cair diracik atau diserbukkan di dalam lumpang panas dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.

      • Bila tingtur tersebut dalam jumlah kecil, dan terdapat ekstrak kental yang menggunakan pelarut etanol 70% maka tingtur tersebut dapat digunakan dapat digunakan untuk mengganti etanol 70 % untuk melarutkan ekstrak kental dengan pertolongan zat tambahan.

    2. Tingtur dan Ekstrak Cair mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan atau rusak(terurai) dengan pemanasan dapat dilakukan dengan cara sbb :

      • Isi atau komponen-komponennya diketahui secara kualitatif kuantitatif, maka kita dapat mengambil komponennya dan cairan pelarutnya dapat diganti dengan zat tambahan. Misalnya : Benzoici Opii Tinctura(TOB), Iodii Tinctura, dll.

      • Tingtur tidak dapat diganti komponen-komponennya, tingtur diuapkan dengan pemanasan serendah mungkin. Dapat dilakukan dengan cara meneteskan tetes demi tetes kedalam cawan yang telah berisi Sacch.Lactis diatas penangas air sambil diaduk.

Ekstrak cair dalam serbuk dapat dilakukan seperti pada tinctur. Untuk Ekstrak cair yang diketahui sisa keringnya, dapat diganti dengan ekstrak keringnya. Misalnya : Ekstr. Hydrastis Liquidum, sisa keringnya 20 %, dapat diganti dengan Ekstr.Hydrastis Siccum sebanyak 20 % dari bobotnya.

  • Campuran serbuk menjadi basah atau mencair, Suatu campuran serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi (2:48).

      • Sifat dari bahan tersebut adalah higroskopis.

      • Terbebasnya air kristal, yang disebabkan terjadinya reaksi kimia membentuk senyawa garam rangkap yang mengandung air kristal.

      • Terbentuknya senyawa baru yang higroskopis.

      • Turunnya titik lebur campuran serbuk, misalnya Kamfer dan Mentol.

Bila dua bahan yang dicampur akan membentuk campuran serbuk yang basah, maka untuk mengatasinya dilakukan cara yaitu masing-masing bahan dicampur dengan bahan netral dahulu lalu dicampur keduanya. Bahan netral yang digunakan misalnya, Lactosum, Kaolin, Liquiritae Radix, dll.

  • Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatus dengan perbandingan(2:49).

Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mempunyai air kristal adalah :

      • Ferrosi Sulfas dengan eksikatus = 100:67 (3:2)

      • Magnesii Sulfas dengan eksikatus = 100:67 (3:2)

      • Natrii Sulfas dengan Eksikatus = 100:50 (2:1)

      • Natrii Carbonas dengan Eksikatus = 100:50 (2:1)

      • Tawas(Aluminii Et Kalii Sulfas ) dengan eksikatus = 100:67(3:2)

Kekurangan berat dengan penggantian eksikatusnya, harus diganti dengan zat tambahan bila campuran serbuk. Sedangkan untuk serbuk bagi kekurangan berat tersebut tidak mutlak diganti tergantung pada kebutuhan dan bentuk resep.

  • Elaeosacchara=Gula minyak,ini merupakan campuran 2 gram Saccharum Album dengan 1 tetes minyak Atsiri. Gula minyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan dan selalu dibuat segar (recenter paratus), dan dalam serbuk selaul dibuat terakhir. Gula minyak selalu dibuat dengan perbandingan campuran yang tepat . Bila dalm resep diminta 3 gram gula minyak, harus dibuat 4 gram gula halus dengan 2 tetes minyak atsiri dan sisanya disisihkan/dibungkus tersendiri. Gula minyak harus ditulis dengan lengkap yaitu minyak atsiri apa yang digunakan, misalnya Elaeosacchara Foeniculi. Gula minyak dalam pembuatan serbuk percobaan serbuk tidak dibagi-bagi, yang dimasukkan gulanya saja, minyak atsirinya dimasukkan terakhir setelah semua bahan tercampur(2:50).


Pulvis Adspersorius = Serbuk Tabur

Serbuk tabur adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar (2:51).

Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka (2:51).

Dalam pembuatan serbuk tabur, obat-obat yang berkhasiat dicampur dengan Talkum atau Bolus Alba, tetapi tidak dengan Zinci Oxydum dan zat yang sejenis (2:51).


Cara pembuatan serbuk tabur yang mengandung :

  • Asam Salisilat, Jangan digerus sendiri, kalau beterbangan akan merangsang selaput lendir hidung atau mata. Menghaluskannya dengan cara dilarutkan pakai Etanol atau Eter, lalu dikeringkan/diserbukkan dengan penambahan Talk(2:51).

  • Ichtyol, diencerkan dengan Aether Cum Spiritus, air atau Etanol lalu dikeringkan dengan Talk, sambil diaduk sampai Aether Cum Spiritusnya menguap, tambahkan sisa talk atau serbuk lainnya, yang melekat pada dinding lumpang dilepas dengan cara mengorek pakai kertas lilin (2:51).

  • Perubalsem, Dilarutkan dengan Etanol 90 % sampai sekental sirop, lalu dikeringkan dengan Talk. Mengerjakan Perubalsem dalam serbuk senantiasa dihindarkan dari pemanasan(2:51).

  • Emplastrum Oxydi Plumbici, dalam jumlah kecil dapat dilarutkan dengan Eter, lalu ditambahkan Talk secukupnya diaduk sampai Eter menguap, setelah itu ditambahkan bahan tambahan lainnya. Dalam jumlah banyak sebaiknya dicairkan diatas penangas air, setelah mencair ditambahkan Talk, aduk sampai rata dan panaskan lagi hingga kering. Bagian yang digunakan adalah yang telah dibersihkan dari lapisan-lapisan luar yang keras, karena bagian ini tidak larut (2:52).

  • Adeps Lanae, Dilarutkan dengan Aceton, lalu tambahkan Talk Secukupnya aduk hingga rata, biarkan Aceton menguap, lalu tambahkan bahan lain. Dapat juga dilakukan Adeps Lanae dilebur/dicairkan dalam lumpang panas, lalu tambahkan Talk dan aduk sampai rata(2:52).

Remember This,,,!!!

Adeps Lanae = Lanolin Anhidrat/Lanolin Anhydrous

Adeps Lanae Cum Aqua = Lanolin


  • Paraffinum Liquidum, Oleum Ricini dicampur dengan dulu dengan sama banyak Talk, lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk, yang melekat pada dinding lumping dilepas dengan pengorek (2:52).

  • Vaselin, Cera, dilarutkan dengan Etanol atau Eter, lalu ditambahkan Talk, aduk sampai rata. Jika dalam jumlah banyak, dicairkan diatas penangas air dan ditambahkan Talk dan aduk hingga rata, panaskan kembali hingga kering (2:52).

  • Minyak-minyak Atsiri, sebagai pengharum, dapat dilarutkan dengan sedikit etanol , dimasukkan sesudah serbuk diayak, dengan cara memasukkannya ke dalam lumpang lalu ditambahkan campuran serbuk yang sudah diayak sedikit demi sedikit, aduk hingga rata(2:52).

  • Solutio Formaldehyda, dicampur terakhir seperti minyak atsiri jika dalam jumlah sedikit, Dalam jumlah banyak dan dapat menyebabkan campuran serbuk lembab, maka harus diganti dengan 1/3 bobotnya dengan Paraformaldehyda.

Serbuk Tabur yang tidak mengandung zat lemak diayak dengan ayakan no.60, dan dicampur lagi. Jika serbuk tabur mengandung zat lemak, harus diayak dengan pengayak no.44 (2:52).


Untuk meracik atau membuat obat dalam bentuk serbuk dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode lain sebagai berikut (2:53).

  • Trituration, Mencampur bahan obat dalam lumpang, cara ini sering dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Apotek dalam skala kecil.

  • Spatulasi, sejumlah serbuk obat digerus diatas selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Keuntungan dari cara triturasi yaitu kehilangan bahan obat lebih sedikit dan cocok untuk bahan-bahan obat yang mempunyai sifat dan keadaan yang sama. Tidak cocok untuk yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat keras.

  • Pengayakan, Dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan, umumnya menghasilkan produk yang agak halus.

  • Tumbling, pencampuran serbuk dengan mengguling-gulingkan serbuk yang ditutup dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin secara mekanik, cara ini dilakukan pada skala industri.


















DAFTAR PUSTAKA

  1. Anief, Moh., 1999, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


  1. Anonim., 1992, Ilmu Resep I, Sekolah Menengah Farmasi, Makassar.



Komentar

  1. Assalamualaikum Wr. Wb
    Aku anak SMK Farmasi......
    jika aku butuh bantuan mohom bimbingannya

    BalasHapus
  2. Waalaikumussalam,,Wr.Wb..
    yup,,
    Selama saya paham ya...^_^

    BalasHapus
  3. mau info ttg makalah pulvis donk?thx

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Met Buka puaSa,,,,!

hihihihih,,,,, Expresinya,,,,,,???? tak terasa hari ke 6 kita puasa, today, menu buka puasanya, Es buah buatan K' Rahma,,, hehehe,,, but, Sedih juga sih, katanya K' rahma mau pindah Kost, :-(,, Anoreksia deh,, :-((